Selasa, 11 Januari 2011

DAMPAK PENGGUNAAN FACEBOOK SEBAGAI PEMBELAJARAN


BAB    I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah
Menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang begitu pesat, menuntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetensi secara global, kompetensi akan menjadi prinsip hidup yang baru dalam suatu masyarakat, karena dunia yang slalu bersaing untuk mengejar kualitas dan keunggulan. Semuanya itu tentunya membutuhkan pemikiran yang mendalam. Cara berfikir tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika, seperti dikemukakan (Utari, 2003 : 1). Bahwa matematika sebagai proses yang aktif, penuh dinamika dan generatif melalui kegiatan matematika "doing matematics" memberikan sumbangan yang penting bagi siswa dalam pengembangan nalar, berfikir logis, sistematik, kritis dan cermat serta bersikap objektif dan terbuka dalam menghadapi berbagai masalah.
Berdasar hal tersebut maka bidang studi matematika memiliki dua arah pengembangan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa yang akan datang.
Pertama, mengarahkan pembelajaran matematika untuk pemahaman konsep-konsep yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika dan ilmu pengetahuan lainnya.
Kedua, dalam arti yang lebih luas dan mengarah masa depan. Matematika memberikan kemampuan menalar yang logis, sistematis, kritis, cermat, ilmiah, serta bersifat objektif dan terbuka, yang sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah dan kompetitif. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang, maka pendidikan matematika perlu penyesuaian kepada arah perkembangan tersebut, salah satunya adalah dengan penggunaan media pembelajaran matematika yang sedang berkembang pada saat ini.
Pembelajaran saat ini belum menunjukan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa khususnya pada Sekolah Menengah dalam Ujian Akhir Nasional (UAN) rata-rata nilai yang mereka capai belum sesuai dengan yang diharapkan.
Berbagai upaya ke arah pembelajaran matematika yang lebih baik terus dilakukan, salah satunya dengan perbaikan kurikulum pendidikan matematika yaitu kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan sekarang diperbaharui dengan dikeluarkannya Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu tujuan umum pendidikan matematika dalam kurikulum 2006 tersebut dijelaskan bahwa :
Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi "contextual problem". Dengan mengajukan masalah konstektual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Departemen Pendidikan Nasional, (2006 : 387).
Dari tujuan umum kurikulum 2006 diatas, nampak bahwa pembelajaran matematika harus dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi. Artinya, pembelajaran matematika harus disesuaikan dengan kondisi masa kini.
Pembelajaran matematika yang sesuai dengan masa sekarang, penulis menyoroti tentang penggunaan internet dikalangan pelajar khususnya siswa Sekolah Menengah, mereka sudah dapat menggunakan pasilitas internet hal itu dapat kita lihat banyaknya siswa SMP yang menggunakan jejaring social facebook yang merupakan salah satu pasilitas dari internet. Mereka secara tidak langsung sudah menggunakan internet, dan kalau kita arahkan untuk pembelajaran matematika, maka hasilnya akan positif. Karena didalam jejaring social Facebook terdapat berbagai program yang dapat digunakan untuk media pembelajaran. Hal ini biasa memacu siswa untuk meningkatkan kreatifitas dan mengarahkan mereka untuk belajar mandiri, komunikatif dan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
 Internet sebagai perpustakaan global memungkin siswa untuk mencari informasi dan pengetahuan khususnya pada bidang studi matematika, secara lengkap, cepat dan mudah.
Internet adalah salah satu produk manusia yang kehadirannya telah membuat aktifitas lintas batas antarnegara dan penggunaan tekhnologi informasi dilakukan hampir dalam hitungan detik. Dan nampaknya, kehadiran internet tidak hanya terus-menerus bicara tentang kecepatan dan kedekatan tetapi juga telah menjungkirbalikan cara berfikir manusia. Internet memungkinkan setiap individu atau kelompok kecil orang melakukan perubahan dalam secara global. (Taufik Hidayat, 2009 : 1).
Agar siswa bersikap positif terhadap matematika perlu adanya strategi, metode dan media yang menarik bagi siswa memotivasi mereka untuk belajar, memberikan rasa aman untuk belajar dan menyenangkan bagi mereka. Menurut Stipek yang dikutip oleh Turmudzi bahwa pembaharuan pembelajaran matematika meningkatkan motivasi, karena motivasi dipandang sebagai hasil yang diharapkan dan menjadi cara untuk meningkatkan prestasi (Turmudzi, 2008 : 20).
Di Eropa dan Amerika, facebook adalah jejaring social yang paling popular, bahkan di Asia termasuk Indonesia facebook juga menjadi pupuler, pertumbuhan jumlah pengguna facebook yang kian bertambah secara signifikan menjadi pertanyaan menarik: ada apa dengan facebook?. Ada banyak faktor tentu saja. Dari beberapa sumber yang didapatkan baik dari website, blog maupun informasi dari para pengguna, terdapat beberapa faktor penyebab kepopuleran facebook. diantaranya yaitu:
Demonstration effect, facebook memang sedang menjadi tren. Hampir setiap pengguna internet mengtahui dan menggunakannya sehingga membuat pengguna lain yang memiliki akun facebook tergoda untuk memilikinya. One stop service, facebook menyediakan fitur gabungan antara aplikasi ssosial networking, chatting, blogging, multimedia, photo sharing, dan bahkan email. Dengan satu akun facebook. Anda biasa melakukan beragam aplikasi tersebut. Simple search, facebook memudahkan pengguna mencari teman tanpa harus mengetahui nama belakang dan email teman tersebut. Keamanan, tidak semua orang biasa melihat profile seseorang lain di facebook. Anda bisa menentukan sendiri siapa-siapa saja yang menjadi teman dan melihat-lihat diri anda di profile. Real Friend, difacebook semua anggota biasa berkomunikasi dengan orang lain yang benar-benar dikenal atau diinginkan. Ini berbeda dengan jejaring lain yang setiap anggotanya bisa memiliki ratusan teman, namun biasa jadi tidak seorang pun yang dikenal. (Taufik Hidayat, 2009 : 21-23).
Dengan menggunakan media pembelajaran yang berada pada jejaring social facebok, ada beberapa manfaat diantaranya yaitu: Siswa dan guru dapat memperoleh sumber belajar yang sesuai kurikulum, guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lain dapat melakukan diskusi melalui forum diskusi, guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lain dapat saling menerima atau mengirim informasi melalui mailing list, guru dan siswa dapat men-download materi pelajaran yang diperlukan dan sumber belajar dapat diakses dimana saja dan kapan saja. http://e-pendidikan .com/ 2010/03/20/.
Adapun pola untuk sekolah yang belum memiliki sambungan internet, dapat menggunakan pola penugasan. Siswa dapat mengakses internet pada tempat-tempat yang menyediakan jasa layanan internet, misalnya warnet, di rumah atau tempat lainnya. (Dewi Salma Prawiradilaga, Eveline Siregar, 2007 : 318)
Oleh karena itu, sebagai jawaban tantangan zaman yang semakin berkembang, maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian tentang “Dampak Penggunaan Jejaring Sosial Facebook Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus Dalam Mata Pelajaran Matematika” (Studi Eksperimen Di SMP Negeri 1 Kedawung Kab. Cirebon).
B.           Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakangnya, rumusan masalah dalam penelitian ini terbagi ke dalam tiga bagian yaitu :
1.      Identifikasi Masalah
a.       Wilayah Penelitian
Wilayah penelitian dalam proposal ini adalah Materi Pembelajaran Sekolah, yang menggunakan media pembelajaran yaitu tentang "Dampak Penggunan Facebook Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus dalam Mata Pelajaran Matematika. Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII di SMPN 1 Kedawung Kab. Cirebon.
b.      Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian dalam skripsi ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
c.       Jenis Masalah
Masalah dalam penelitian ini termasuk penelitian korelasional, dan regresi karena meneliti tentang dampak penggunaan facebook sebagai bahan ajar terhadap hasil belajar siswa.
2.      Pembatasan Masalah
Pada penulisan skripsi tentang "Dampak Penggunaan Facebook Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus dalam Mata Pelajaran Matematika di SMPN 1 Kedawung Kab. Cirebon. Penulis membatasi masalah sebagai berikut :
a.       Penggunan facebook dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pembelajaran.
b.      Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil tes yang diperoleh dari bahan ajar yang telah tersimpan di Fb yang sebelumnya di pelajri terlebih dahulu.
c.       Siswa yang dimaksudkan dalam obyek penelitian ini adalah, seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Kedawung Kab. Cirebon.
3.      Pertanyaan Penelitian
a.       Seberapa besar dampak pengunaan facebook terhadap hasil belajar sisiwa pada pokok bahasan persamaan garis lurus di kelas VIII SMPN 1 Kedawung Kab. Cirebon.
b.      Bagaimana perolehan hasil belajar siswa pada pokok bahasan persamaan garis lurus  dengan menggunakan media pembelajaran facebook di kelas VIII SMPN 1 Kedawung Kab. Cirebon.
c.       Bagaimana dampak penggunaan Facebook sebagai media pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada pokok bahasan persamaan garis lurus di kelas VIII SMPN 1 Kedawung Kab. Cirebon.
C.     Tujuan penelitian
Berorientasi dari perumusan masalah diatas, maka Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk :
1.      Uuntuk mengetahui dampak penggunaan facebook sebagai media pembelajaran pada pokok bahasan persamaan garis lurus dalam mata pelajaran matematika di SMPN 1 Kedawung Kab. Cirebon.
2.      Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pokok bahasan persamaan garis lurus dalam mata pelajaran matematika di SMPN 1 Kedawung Kab. Cirebon.
3.      Untuk mengetahui seberapa besar dampak penggunaan facebook sebagai media pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada pokok bahasan persamaan garis lurus dalam  mata pelajaran matematika di SMPN 1 Kedawung Kab. Cirebon.
D.    Manfaat Penelitian
1.   Bagi Guru
Memberikan paradigma baru tentang media pembelajaran dengan menggunakan jejaring social facebook, menyesuaikan dengan keadaan masa kini. Serta mengembangkan propesional guru dalam mengajar, meningkatkan pengetahuan, berbagi sumber dengan rekan sejawat, bekerjasama dengan guru-guru di luar negeri, berkesempatan untuk menerbitkan/mengumumkan secara langsung. Mengatur komunikasi secara teratur, berpartisipasi dalam forum dengan rekan sejawat baik local maupun intenasional. Dan sangat tingginya minat untuk meningkatkan siswa lebih terfokus belajar.
2.      Bagi Siswa
Facebook menawarkan siswa untuk belajar sendiri secara cepat, meningkatkan pengetahuan, belajar berinteraktif, meningkatkan komunikasi dengan guru dan siswa lain, serta  meningkatkan kepekaan akan permasalahan yang ada di seluruh dunia.
E.           Kerangka Pemikiran
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Ditinjau dari pihak siswa, bahan ajar itu harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar.
Sumber bahan ajar merupakan tempat dimana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standart kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini (Wiryokusumo dan Mustaji, 1989):
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memperoleh segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai mata pelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi.
Untuk memperjelas kerangka pemikiran maka dibuat skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
F.            Hipotesis
Hipotesis adalah suatu dugaan jawaban yang paling memungkinkan meskipun masih harus dibuktikan dengan penelitian. Dugaan jawaban sementara ini pada prinsipnya agar proses penelitian lebih terarah hipotesis dinyatakan dalam kalimat pernyaaan.(M. Triton, Hariwijaya P. B, 2007: 51-52).
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis dapat juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian Perumusan hipotesis dalam proposal penelitian ini , antara lain sebagai berikut :
Ho = Tidak ada dampak antara penggunaan facebook sebagai bahan ajar terhadap hasil belajar siswa.
Ha = Ada dampak antara penggunaan facebook sebagai bahan ajar terhadsp hasil belajar siswa.
G.          Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab, dimulai dari bab I sampai bab V yaitu :
Bab I berisi tentang pendahuluan yaitu, mengenai tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran, manfaat penlitian, hipotesis, dan sistematika penulisan.
Bab II berisi tentang tinjauan teori yaitu,
Bab III berisi tentang metodologi penelitian yaitu meliputi tempat dan waktu penelitian, metode dan desain penelitian, populasi dan sample penelitian, variable penelitian, instrument penelitaian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV berisi tentang analisis data yaitu, deskripsi data, uji analisis data dan uji hipotesis.
Bab V  berisi tentang kesimpulan dan saran, yaitu mengenai jawaban dan pertanyaan penelitian dalam skripsi ini, serta memberi masukan dan motivasi    kepada para pendidik dan siswa.









BAB    II
TINJAUAN TEORI
A.           Dampak Jejaring Sosial Facebook dalam Pembelajaran Matematika
Maslah pendidikan dalam pengajaran merupakan masalah yang cukup kompleks, dimana banyak factor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu diantaranya, adalah guru dan metode pengajarannya. Salah satu diantaranya, adalah guru dan metode pengajarannya. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Metode pngajaran merupakan salah satu sarana kegiatan untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar, sehingga antara guru dan metode pengajarn hendaknya memberi kemudahan belajar bagi siswa.
Menurut Roestiyah (2001: 1) metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan guru atau instruktur. Pengertian lainnya adalah sesuai dengan teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik.
Menurut Ahmadi dan Prasetya (1997: 52) bahwa metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Kemudian baik scara individual maupn secara kelompok, akan pengajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.
Menurut Rusefendi (2006: 281) metode mengajar adalah cara mengajar ataupun cara menyampaikan materi pelajaran pada siswa untuk setiap pelajaran, karena itu guru akan dapat memahaminya tanpa keahlian khusus dan bakat.
Dalam kenyataan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk menentukan siswa dalam mengetahui pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Metode yang digunakan untuk pemecahan suatu masalah yang dihadapi atau menjawab suatu permasalahan akan berbeda dengan suatu metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri dalam menghadapi segala persoalan.
1.      Pengertian Jejaring Social
Media sosial bisa jadi adalah hal terbesar selanjutnya di internet. Jika istilah ini baru terdengar di telinga anda, mari contek definisinya menurut Wikipedia. Media sosial adalah konten online yang diciptakan oleh orang-orang dengan menggunakan teknologi penerbitan yang bias diatur dan banyak diakses. Media sosial adalah pergeseran bagaimana orang menemukan, membaca, dan berbagi berita, informasi, dan konten, yang merupakan perpaduan dari sosiologi dan teknologi, transpormasi monolog (satu kebanyak) menjadi dialog (banyak ke banyak) dan merupakan demokratisasi informasi, mentransformasi masyarakat dari pembaca menjadi penerbit konten. Media sosial menjadi sangat popular karena memungkinkan orang terhubung di dunia maya untuk membentuk hubungan. Untuk penggunaan pribadi, politik, bisnis, dan juga pendidikan. (Sartika Kurniali, 2009: 1-2).
Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang di bentuk dari simpul-simpul (umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain sebagainya. Jejaring sosial sebagai struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh Prof. J.A. Barnes di tahun 1954.
Dampak situs jejaring sosial mungkin lebih banyak dirasakan oleh kalangan remaja, karena sebagian besar pengguna jejaring sosial adalah dari kalangan remaja pada usia sekolah. Karena sangat mudah menjadi anggota dari situs jejaring sosial, maka tidak heran jika banyak orang baik sengaja ataupun hanya coba-coba mendaftarkan dirinya menjadi pengguna situs jejaring sosial tersebut. Tidak butuh waktu lama akan menjadi kebiasaan untuk mengakses dan membuka situs-situs jejaring sosial tersebut, dan berinteraksi secara pasif di dalamnya. Akibatnya pengguna dalam hal ini peserta didik (siswa) bisa lupa waktu karena terlalu asyik dengan kegiatannya di dunia maya tersebut.
2.      Kelebihan Dan Kelemahan Jejaring Social Facebook
a.       Kelebihan Jejaring Sosial Facebook sebagai pembelajaran
Kelebihan jejaring sosial facebook dalam pembelajaran diantaranya yaitu:
a)      Siswa dan guru dapat memperoleh sumber belajar yang sesuai kurikulum,
b)      Guru dengan siswa atau siswa dengan siswa bisa saling kirim pesan,
c)      Guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lain dapat melakukan diskusi melalui forum diskusi,
d)      Guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lain dapat saling menerima atau mengirim informasi melalui beranda.
e)      Guru dan siswa dapat men-download materi pelajaran yang diperlukan dan sumber belajar dapat diakses dimana saja dan kapan saja.
f)           Siswa dapat belajar atau me-revew bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di computer.
g)      Relative lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di luar negeri dan sebagainya.
b.      Kekurangan Jejaring Sosial Facebook
Kekurangan pembelajaran dengan menggunakan jejaring sosia facebook antara lain yaitu:
a)      Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa bahkan antara siswa itu sendiri,
b)      Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis / komersial,
c)      Berubahnya peran guru dari semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut untuk mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan internet.
d)      Tidak tersedianya fasilitas internet,
e)      Kurangnya mereka yang bengetahui fdan memiliki keterampilan soal internet, dan
f)       Kurangnyam penguasaan bahasa computer. ( Prawira Dilaga, Dewi Salma dan Siregar, Evelin: 2007)
3.      Langkah-langkah pembuatan jejaring social facebook
Langkah pertama untuk membuat akun facebook adalah harus memiliki email terlebih dahulu, setelah diyakinkan sudah punya email, barulah kita bias membuat akun facebook. Dalam pendaftaran bisa menggunakan berbagai macam bahasa yang berada dibagian kiri bawah. Berikut adalah membuat akun dalam bahasa Inggris langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
1.      Buka browser lalu alamatkan ke http:/www.facebook.com.
2.      Pada jendela Sign up for facebook, masukan data yang diperlukan untuk membuat account:
·        Ful Name: nama lengkap Anda.
·        Your email: alamat email Anda.
·        New password: tuliskan password yang akan digunakan untuk login.
·        Birthday: tanggal lahir Anda.
3.      Klik tombol Sign Up.
4.      Saat muncul kotak security check, ketik ulang huruf yang muncul di Text in the box. Klik Sign Up.
5.      Akan muncul tulisan Confirm Your Email yang menandakan proses pendaftaran sudah dilakukan dan anda harus membuka email untuk mengkonfirmasi kebenaran pendaftaran ini.
6.      Buka email dari facebook lalu klik link konfirmasi.
7.      Segera setelah anda mengklik link tersebut,akan muncul jendela baru facebook yang menandakan anda sudah memiliki account.
8.      Welcome, your account has ben created!
B.     Hasil Belajar Siswa
1. Pengertian Hasil Belajar Siswa
Definisi hasil belajar matematika identik dengan prestasi belajar. Dalam pengembangannya banyak para peneliti dan ilmuwan atau pengamat pendidikan yang memberikan definisi/pengertian yang berbeda, akan tetapi esensinya sama, yakni adanya  keterkaitan dengan Tujuan Intruksional Khusus (TIK), Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) atau Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP).
Di bawah ini beberapa pendapat mengenai prestasi belajar:
a.       Prestasi belajar adalah kemajuan yang diperoleh anak sekolah melalui kegiatan belajar. Anak yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. (Mulyono, 1999: 37).
b.      Prestasi belajar adalah prestasi aktusal yang yang ditampilkan oleh anak, sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan anak, (Kiler yang dikutip Mulyono, 1999: 99).
c.       Prestasi belajar adalah segala usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan dan pengajaran. (Bhuono Agung Nugroho, 205)
d.      Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari serangkaian belajar yang dilakukan secara sadar oleh seseorang, keberhasilan suatu perubahan belajar tersebut dapat dilihat dari suatu perubahan tingkah laku yang diharapkan.
e.       Prestasi belajar adalah kecakapan nyata yang menunjukan kepada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji pada waktu sekarang.
f.        Prestasi belajar adalah suatu output (keluaran) dari suatu system pemprosesan berbagai input (masukan) yang berupa informasi. Menurut Killer Informasi tersebut dikelompokan menjad dua bagian yaitu: masukan pribadi, (personal input) dan masukan lingkungan (invirnmental inputs).
Killer (1999: 38) Mengatakan Bahwa Masukan pribadi terdapat empat macam, yaitu:
1.      Motipasi atau nilai-nilai
2.      Harapan untuk berhasil (expectasi)
3.      Intelegensi atau penguasaan awa, dan
4.      Evaluasi kognitif kewajaran atau keadilan konsekuensi.
Sedangkan masukan yang berasal dari lingkungan terdiri dari tiga macam, yaitu:
1)      Rancangan dan pengelolaan motivasional
2)      Rancangan dan pengelolaan belajar, dan
3)      Rancangan dan pengelolaan ulangan penguatan (reinforcement)
Sedangkan menurut Romizzowski yang dikutip oleh Mulyono (1999: 38) Prestasi belajar dapat dikelompokan ke dalam dua macam, yaitu: pengetahuan dan keterampilan.
Pengetahuan terdiri dari empat kategori yaitu:
1)      Pengetahuan tentang pakta, yaitu prestasi belajar akan dipengaruhi oleh beberapa paktor yang pernah dialami atau dirasakan.
2)      Oengetahuan tentang prosedur, yaitu prestasi belajar yang dituntut dari bagaimana pengolahan prosedur yang ada hingga  tercapai.
3)      Pengetahuan tentang konsep, yaitu konsep mmiliki peran dalam pencapaian prestasi atau sebagai peletak dasar konsep.
4)      Pengetahuan tentang prinsip, yaitu prinsip mnentukan pada skala kognitif untuk pencapaian sebuah prestasi.
Keterampilan terdiri dari empat kategori:
1)      Keterampilan untuk berfikir (kognitif), yaitu ranah kognitif akan diarahkan oleh pemikiran untuk menentukan hasil.
2)      Keterampilan untuk bertindak (motorik), yaitu ranah motorik akan memberikan keterampilan untuk memberikan respon untuk memberikan hasil.
3)      Keterampilan untuk bereaksi (bersikap), yaitu ranah psikomotor akan memberikan tmbal balik pada semua respon.
4)      Keterampilan untuk berinteraksi, yaitu interaksi mrupakan hasil dari semua ranah yang diterapkan pada lingkungan.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Suatu kegiatan dikatakan pembelajaran apabila didalamnya terdapat komponen yang semestinya ada. Komponen inilah yang menjadikan suaru kegiatan dikatakan pembelajaran. Seperti pengajar (guru), pserta pembelajaran (siswa) dan maateri ajar (kurikulum). Dalam kegiatan pembelajaran tertentu pasti ada kegagalan suatu tujuan pembelajaran. Hal tersebut yakni factor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau prestasi belajar siswa.
Factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, terbagi menjadi dua golongan, yakni factor interen dan factor ekstern. Factor interen adalah factor dari dalam dir individu yang sedang belajar, sedangkan fakor eksteren adalah factor yang dating dari luar (lingkungan) individu yang sedang belajar. (Ruseffendi, 1991: 9).
a.       Factor Interen (faktor dari  dalam)
a)      Kecerdasan Siswa
Kecerdasan anak merupakan factor yang sangat menentukan keberhasilan belajar, ukuran yang menunjukan anak tersebut cerdas yakni IQ (Intelegence Quetiont), nilai EBTANAS, nilai SIPENMARU, EBTA, IP, Raport dan IPK. Siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan lebih tinggi akan lebih cepat berhasil dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah. Meskipun demikian, siswa yang dikatakan memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi belum tentu bias dikatakan berhasil dalam belajar.
b)      Kesiapan Siswa
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada kesiapan belajar yang dimiliki, yakni siswa yang sudah memiliki dua hal tersebut akan lebih siap dan berhasil dalam belajar dibandingkan dengan siswa yang belum akan kesiapan dalam pembelajaran.
c)      Bakat Siswa
Bakat siswa dalam belajar menjadi salah satu factor keberhasilan dalam pembelajaran. Karena bakat adalah dasar kemampuan siswa dalam belajar. Apabila siswa dalam pembelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
d)      Minat Belajar Siswa
Minat belajar merupakan salah satu factor yang menentukan tingkat keberhasilan dalam belajar. Siswa akan mau untuk belajar apabila ada ketertarikan atau ada sessuatu yang diminatiuntuk dicapai dari apa yang dipelajari. Sehingga dengan adanya minat sebelum pembelajaran dilaksanakan siswa akan lebih semangat dan tidak merasa bosan.
b.      Faktor Eksternal (factor dari luar)
a)      Model Penyajian Materi Pembelajaran
Hal ini lebih ditekankan padaseorang pengajar (guru) bagaimana seorang guru dalam menyajikan / menyampaikan matei dalam pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru dituntut memiliki dan mempunyai daya atau metode yang tepat agar dapat membantu dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
b)      Pribadi dan Sikap Guru
Pribadi dan sikap guru akan lebih memotivasi dan membantu siswa dalam pembelajaran. Karena kepribadian dan sikap guru mencerminkan keberhasilan siswa dalam belajar dan bukan hanya ditentukan dengan sumber bacaan, akan tetapi lebih dari itu dengan menggunakan contoh-contoh yang baik dari sikap, tingkah laku dan perbuatan lainnya. Oleh karena itu seorang guru dituntuk untuk:
a.       Memiliki kepribadian sebagai pendidik,
b.      Menunjukan hubungan yang baik dengan siswa dan personil sekolah,
c.       Mampu menunjukan dan menjadi pemimpin yang baik.
c)      Suasana Pengajaran
a.       Keberhasilan dalam belajar ditentukan pula dengan suasana pengajar yang lebih baik. Oleh karena itu guru dituntut untuk:
b.      Bersikap wajar dengan jawaban yang tidak benar,
c.       Memberikan kebebasan dan kesempatan untuk melakukan penelaahan,
d.      Selalu waspada dalam mengevaluasi siswa berdasar respon lisan.
d)      Kompetensi Guru
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dituntut untuk memiliki kemampuan-kemampuan lebih dari siswa, baik dari segi kompetensi maupun penampilan. Pada sistem penyampaian belajar sendiri (self learning materials), kemampuan lebih diharapkan dari seseorang guru tersebut lebih dari membimbing dan mengarahkan siswa belajar daripada kemampuannya dalam mengajar.
e)      Kondisi Masyarakat Luas
Kondisi masyarakat secara langsung akan mempengaruhi, membantu atau merusak hasil pendidikan siswa. Bila masyarakat mendukung dengan pembeljaran di sekoloah, maka masyarakat akan menjadi warna karakter para siswa atau sebaliknya, ketidaksesuaian masayarakat sekitar akan menjadi warna bagi perkembangan karakter, sikap dan cara belajar.
3.      Standar Kompetens dan Kompetensi Dasar Matematika
Perkembangan belajar dan metode-metode belajar pada jaman sekarang sudah sangat kompleks dan maju, karena mengikuti perubahan dan kemajuan zaman dalam hal pendidikan, tekhnologi dan sains khususnya  dunia pedidikan matematika. Kemajuan dalam hal metode-metode atau teori-teori pendidikan tertentu tidak akan lepas dengan hasil atau prestasi yang dicapai oleh pembelajaran seperti para guru, siswa dan pengelola pendidikan di lembaga manapun baik formal, informalataupun nonformal. Mereka merupakan unsur-unsur tertentu keberhasilan atau kesukssan tujuan pendidikan.
Pembelajaran adalah suatu perubahan karakter dari yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa menjadi bisa. Dari perubahan atau hasil dari usaha pembelajaran tersebut maka akan memunculkan sebuah hasil, inilah yang disebut prestasi belajar. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan prestai belajar siswa, maka dibutuhkan indicator penentu tingkat keberhasilan atau sesuatu yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyatakan suatu proses pembelajaran dan belajar mengajar. Dapat dikatakan berhasil bahkan tujuan pendidikan dapat direalisasikan dengan baik.
Menurut Usman (1993: 7) “sebuah proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila kompetensi dasar tersebut dilaksanakan dengan baik/tercapai”. Karena itulah pengajar atau pengelola pendidikan seyogyanya melakukan tes formatif setiap selesai menyajikan suatu bahasan kepada para siswa. Penilaian tes formatif ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami tujuan intruksional khusus yang dicapai. Juga sebagai  feedback (umpan balik) kepad pengajar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan sebagai pelaksanaan program perbaikan bagi para siswa.
Usman (1993: 80 ) mengatakan bahwa suatu proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil, apabila ada ketentuan-ketentuan yang dibutuhkan. Seperti ketentuan kurikulum yang telah disempurnakan di bawah ini.
1.      Daya serap terhaap bahan pelajaran, maksud daya serap terhadap bahan pelajaran disini yaitu tingkat penyerapan materi yang telah disampaikan oleh pengajar terhadap peseta pembelajaran mencapai prestasi tinggi secara individu atau kelompok.
2.      Kompetensi Dasar yang telah dicapai, Kompetensi Dasar telah dicapai yakni semua prilaku, tindakan atau printah-perintah yang telah digariskan dalam Kompetensi Dasar, telah dicapai siswa baik individu  atau kelompok.
Oleh karena itu, kegiatan belajar dilakukan untuk memperoleh sukses  dalam pengembangan potensi-potensi individu. Sebagai bahan pertimbangan sekaligus sebagai batasan akan dikutip pengertian belajar sebagai berikut:
1.      Belajar menurut pendapat Crow ad Crow  “belajar adalah prolehan kebiasaan-kebiasaan, pngertian dan sikap yang merupakan cara baru untuk menyesuaikan diri dsengan situasi yang baru.
2.      Sedangkan menurut Skiner, belajar adalah merupakan tingkah yang relative menentukan hasil dari pengalamannya.
3.      Menurut witherington, belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian sebagaimanayang dimanipestasikan dalam perubahan penguasaan pola-pola respon atau tingkah laku yang baru mengenal pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan kebiasaan. (Abdul Latif, 1995: 34).

Dari beberapa pendapat tentang arti belajar maka dapat disimpulkan sebagai berikut, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara kseluruhan sebagai hasil pengalaman individu ini dalam intersaksi dengan lingkungannya.
Pada prinsipnya, penggunaan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis, yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan  prubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal ini menurut Syah (2003: 213)  disebabkan perubahan hasil belajar ituada bersipat intangible (tidak dapat diraba).
Tercapainya atau keberhasilan suatu pembelajaran tentu dapat dinilai atau menjadi tolak ukur sebagai evaluasi dan penentu keberhasilan proses belajar  siswa. Tolak ukur ini juga mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan terhadap peserta didik. Oleh karena itu, tolak ukur keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat menggunakan acuan tingkat keberhasilan yang sejalan dengan kurikulum yang berlaku saat ini yakni:
a.       Istimewa / maksimal : apabila bahan yang diajarkan itu dapat dikuasai siswa,
b.      Baik / optimal : apabila sebagian (85%-94%) pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa,
c.       Baik / minimal : apabila bahan pelajaran (25%-84%) dapat dikuasai siswa,
d.      Kurang : apabila pelajaran yang diajarkan kurang dari (75%) dikuasai siswa, (Usman, 1993: 8).
Dari beberapa uraian tersebut diatas, mengenai factor-faktor ysng mempengaruhi hasil belajar siswa dapat disimpulkann bahwa hasil belajar siswa akan dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor interen (factor dari diri siswa) dan factor eksternal (factor dari mluar atau dari lingkungan sekitar).
C.           Dampak Media Pembelajaran Jejaring Social Facebook Terhadap hasil Belajar Siswa.
Proses belajar merupakan kondisi dimana terjadinya interaksi antara siswa dengan guru, guru dengan siswa serta siswa dengan siswa. Itu semua guna mencapai tujuan yang diharapkan yakni hasil pembelajaran yang maksimal. Interaksi yang baik akan menghasilkan suasana belajar yang baik pula untuk itu, dalam proses kegiatan belajar mengajar guru mempunyai peran yang sangat penting. Untuk itu, seorang guru atau instruktur harus mempunyai metode yang tepat dengan situasi siswa di kelas. Apalagi, sampai saat ini matematika masih dianggap menyenangkan dan menegangkan.
Kenyataan telah menunjukan bahwa manusia dalam segala hal selalu berusaha efisien dan mnggunakan suatu metode yang dianggap tepat untuk mencapai tujuannya. Demikian halnya dalam bidang pengajaran di sekolah. Para pendidik selalu berusaha memilih metode / strategi yang tepat untuk mengarahkan belajar siswa dan meningkatkan hasil belajarnya.
Salah satu metode yang dapat mengarahkan siswa lebih kreatif, interaktif, mandiri, dan semangat dalam belajar diantaranya adalah dengan menggunakan jejaring social facebook yang dijadikan sebagai media pembelajaran matematika dengan pengambilan bahan ajar yang menyesuaikan dengan kurikulum.






BAB    III       
METODOLOGI PENELITIAN
A.           Lokasi Penenelitian
1.      Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Kedawung Kab. Cirebon. Sejarah singkat SMP Negeri 1 Kedawung, SMP Negeri 1 kedawung berdiri tahun 1962, dan sebelum tahun 1962 SMP Negeri Kedawung Bernama SGB 4 kemudian pada tahun 1962 SGB 4 berubah nama menjadi SMP Negeri 3 Cirebon.
SMP Negeri 3 Cirebon bertahan sampai tahun 1982. pada tahun 1982 SMP Negeri 3 Cirebon berganti nama menjadi SMP Negeri 3 Kab. Cirebon, mungkin karena letaknya bertempat di kabupaten bukan di kotamadya, maka namanya dirubah. Dan pada tahun 1993 berubah lagi namanya menjadi SMP Negeri 1 Cirebon barat yang bertempat di tuparev.
Kemudian pada tahun 1997 SMP Negeri 1 Cirebon Barat berpindah tempat di jalan Cideng Raya. SMP Negeri 1 Cirebon Barat berubah nama menjadi SMP Negeri 1 Kedawung sampai dengan sekarang.
2.      Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari  tanggal 24 Oktober – 15 Desember 2010.
B.           Populasi dan sample
1.      Teknik Populasi
Suatu penelitian membutuhkan data. Untuk penelitian yang bersifat kuantitatif data dapat diambil secara keseluruhan pada suatu populasi dengan cara sensus. Jika ada keterbatasan kemampuan dengan cara sensus maka dapat diusahakan sebagian saja data dari populasi yang ada dengan cara sampling. Pada dasarnya tknik sampling dapat dikategorikan kedalam dua kategori, yaitu probabilitas dan non probabilitas. Perencanaan sampling probabilitas merupakan perencanaan probabilitas atau bearnya kemungkinan setiap unsur dijadikan sampel, sedagkan perencanaan non-probabilitas tidak mengukur sejauh mana karakteristik  sampel mendekati parameter populasi induknya untuk digunakan menjadi anggota sampel.
Populasi menunjuk pada keseluruhan jumlah orang yang akan diobservasi. “populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk maslah pokok daalam suatu riset khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisika dengan jelas” (Santoso & Cjiptono, 2002, 79) yang dikutif (M. Hariwijaya & Triton, 2007: 66 ).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa SMPN 1 Kedawung Kelas VIII yang terdiri dari 9 kelas yakni kelas A, B, C, D, E, F, G, H, dan I. Kemudian satu kelasnya rata-rata berjumlah 40 orang jadi untuk keseluruhan rata-rata siswa kelas VIII adalah 360 siswa.
2.      Teknik Sampling
Teknik sampling ialah cara pengambilan sampel dari suau populasi. “sampel adalah miniature dari populasinya”. (Santoso & Ciptono, 2002: 80) yang dikutif oleh (M. Hariwijaya & Triton, 2007: 66 ).
Diantara teknik-teknik sampling, ada yabg disebut dengan Area sampling, pada prinsipnya cara ini memakai ‘perwakilan bertingkat’. Populasi dibagi atas beberapa bagian populasi. Lalu bagian populasi ini dapat dibagi-bagi lagi. Dari bagian populasi ini dapat dijadikan sampel yang mewakili populasi. Maka sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII  G dan VIII H dimana masing masing kelas berjumlah 40 orang, dan kalau digabung menjadi 80 siswa untuk dua kelas.



C. Metode Dan Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak penggunaan facebook sebagai media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini, metode yang dipakai adalah metode eksperimen dengan meneliti siswa kelas VIII SMPN 1 Kedawung Kab. Cirebon. Pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pola penugasan, yakni dengan mencari materi pembelajaran di internet dan mempelajarinya.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai brikut:
1.      Persiapan
2.      Observasi
3.      Memilih kelas VIII G dan H sebagai objek penelitian.
4.      Menentukan kelas uji coba instrumen kepada siswa kelas VIII G dan H SMPN 1 Kedawung Kab. Cirebon
5.      membagikan angket
6.      menganalisis data
7.      Melaksanakan tes (pre-test)
8.      Memberikan tugas, mencari materi pelajaran di internet yang berkaitan dengan pokok bahasan persamaan garis lurus. Kemudian siswa mengirim melalui facebook
9.      Pelaksanaan tes (postest)
10.  Menganalisis data
Dari uraian diatas maka desain penelitian adalah desain “The one group pretest-postest design”.
O                                 X                                 O
O = Pre-test     X = Treatment/siswa                O = Pos-test
D.    Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2006: 118) bahwasannya variael adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penlitian ini terdapat dua Variabel yaitu dampak penggunaan facebook sebagai variable bebas (x) dan hasil belajar siswa sebagai variable terikat (y). Hubungan kedua variable tesebut dapat digambarkan sebagai berikut:
X                     Y
X = Penggunaan Facebook
Y = Hasil Belajar Siswa
E.     Instrumen Penelitian
Insturmen dalam penelitian ini berupa angket dan tes, instrument angket digunakan unutk mengetahui sejauhmana respon siswa terhadap facebook yang dipakai sbagai media pembelajaran pada pokok bahasan persamaan garis lurus. Instrument tes digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran.
Agar usaha ini dapat hasil yang baik, maka instrument diuji cobakan terlebih dahulu. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui gambaran terpenuhi atau tidaknya instrument tes dalam pengumpulan data.
Setelah tes diuji cobakan, ternyata jumlah soal yang terpakai berjumlah 20 item. Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut:
1.      Tes
a. Validitas Tes
Agar dapat diperileh data yang valid, alat atau instrumennya harus valid.dalam mencari validitas tes dilakukan dengan menggunakan rumus product moment menurut Karl
Pearson yaitu:







 


Keterangan:
Koefisien korelasi / tingkat validitas
X   = Skor variable
Y   = Skor total
N   = Banyaknya siswa yang diuji coba
Jumlah hasil perkalian skor x dan skor y
b.      Reliabilitas Tes
Reliabilitas artinya dapat dipercaya,dapat diandalkan. Arikunto (2006: 176) enjelaskan bawa reliabilitas menunjukan pada pengertian bahwa suatu instrument cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.
c.       Daya Pembeda Tes
d.      Tingkat kesukaran

 





 


F.                              Pelaksanaan penelitian
G.                            Prosedur pengumpulan data














BAB    IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.           Deskripsi Data
B.           Analisis data dan penelitian
C.           Pembahasan


BAB    V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar